Buktikan Musik Bahasa Universal, 75 Peneliti dari 46 Negara Bereksperimen

Kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya mempertemukan para ahli dari berbagai bidang, termasuk etnomusikologi, psikologi musik, linguistik, dan biologi evolusi.

Ilustrasi orang-orang menyaksikan konser musik. (Foto: Wendy Wei/Pexels) 

ngarahNyaho!
- Sebanyak 75 peneliti dari 46 negara, termasuk I Putu Gede Setiawan dari Indonesia, bereksperimen untuk membuktikan musik merupakan bahasa yang universal. 


Para peneliti itu bernyanyi, memainkan alat musik, dan melafalkan lirik dalam bahasa ibu mereka. Mereka menciptakan koleksi mengesankan dari 55 tradisi musik yang berbeda.

Studi ini menangkap lanskap suara yang kaya dan beragam. 

Kumpulan ekspresi musik yang beragam ini memberikan wawasan berharga tentang sifat universal tradisi musik dan perannya dalam masyarakat manusia.

Pola dalam bahasa musik

Melalui analisis rekaman audio yang cermat, para peneliti menemukan kesamaan yang mencolok di seluruh sampel musik yang beragam. 

Secara umum, lagu dan melodi instrumental cenderung memiliki ritme yang lebih lambat dibandingkan ucapan, sementara nadanya secara konsisten lebih tinggi dan stabil.

Temuan ini memberikan bukti kuat akan adanya keteraturan lintas budaya dalam musik, yang menunjukkan bahwa pola musik tertentu mungkin sudah tertanam dalam jiwa manusia.

Patrick Savage, psikolog dan ahli musik di Universitas Auckland dan penulis senior studi tersebut, percaya bahwa keteraturan ini mungkin ada hubungannya dengan fungsi sosial musik.

“Melodi yang lambat, teratur, dan dapat diprediksi memudahkan kami bernyanyi bersama dalam kelompok besar,” jelas Dr. Savage. 

“Musik mungkin telah berevolusi sebagai cara untuk memperkuat ikatan sosial dan mendorong kohesi kelompok,” lanjut dia seperti dikutip dari Earth.com.

Perekat sosial

Sepanjang sejarah, musik telah memainkan peran sentral dalam membina hubungan sosial dan menciptakan rasa identitas bersama. Dari ritual suku kuno hingga konser modern, musik menjadi penyatu orang.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan ini sebagian berasal dari pola-pola musik yang dapat diprediksi, sehingga memudahkan untuk melakukan sinkronisasi dan berpartisipasi di dalamnya. 

Pola-pola ini memfasilitasi aktivitas kolektif seperti menyanyi dan menari, yang sangat penting untuk ikatan sosial.

Saat kita terlibat dalam aktivitas musik ini, kita memanfaatkan naluri dasar untuk berhubungan dengan orang lain. 

Proses ini membantu memperkuat rasa memiliki kita terhadap komunitas yang lebih besar, menjadikan musik sebagai elemen penting dalam kohesi sosial.

Lebih dalam 

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Advances ini menunjukkan bagaimana musik menumbuhkan rasa kebersamaan dan rasa memiliki. 

Hal tersebut menjembatani perbedaan budaya dan menyatukan orang-orang melalui kecintaan yang sama terhadap ekspresi musik.


Studi dan representasi visualnya menyoroti pentingnya musik yang abadi. Musik membantu menjaga identitas budaya dan mendorong kohesi sosial di dunia kita yang beragam dan saling terhubung.

“Kami mencoba menjelaskan evolusi budaya dan biologis dari dua sistem yang menjadikan kita manusia: musik dan bahasa,” Dr. Savage mencatat.

Penelitian ini memberikan gambaran sekilas tentang hubungan rumit antara dua aspek fundamental komunikasi manusia, sehingga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi manusia. | Sumber: University of Auckland/Earth  

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama