Pasangan Suami Istri Ilmuwan Urai Asal-usul 'Pohon Kehidupan' yang Misterius

Bagaimana bisa pohon yang diperkirakan muncul di Madagaskar 21 juta tahun lalu bisa melintas sekitar 8.000 kilometer jauhnya hingga ke Australia?

(Foto Ilustrasi: Yasmine Arfaoui/Unsplash) 

ngarahNyaho! - Adansonia yang juga dikenal sebagai pohon baobab merupakan genus yang paling membingungkan di dunia tumbuhan. 

Terdiri dari delapan spesies yang tersebar di Afrika, Madagaskar, Asia, dan Australia, genus ini biasanya ditandai dengan batangnya yang tebal dan kanopi yang relatif kecil.

Sebab itu, secara keseluruhan tumbuhan ini memberikan kesan seperti 'pohon terbalik'. Ia juga dikenal sebagai 'pohon kehidupan' karena kemampuannya menghasilkan buah padat nutrisi di musim kemarau.

Spesies pohon ini—yang ditemukan di puluhan negara di Afrika saja dan pertama kali dideskripsikan oleh orang Mesir kuno—adalah subjek dari banyak dongeng dan cerita rakyat setempat.

Kunikan ini mendorong tim peneliti suami-istri untuk mengungkap 21 juta tahun perjalanan pohon ini melalui genetikanya. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Nature.

“Proyek ini mengungkap pola spesiasi baobab di Madagaskar yang diikuti dengan penyebaran dua spesies secara menakjubkan dalam jarak jauh, satu ke Afrika dan satu lagi ke Australia.”

Demikian Andrew Leitch dari Queen Mary University of London, salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip dari laman universitas tempatnya mengabdi. 

Istrinya, Ilia Leitch, rekan penulis dan pakar di Royal Botanic Gardens Kew, menambahkan bahwa penelitian ini telah mengungkap wawasan baru tentang pola spesiasi pada baobab.

"Dan menunjukkan bagaimana perubahan iklim telah memengaruhi distribusi dan pola spesiasi baobab selama jutaan tahun,” lanjut Ilia Leitch. 

Terlepas dari posturnya yang hampir seperti dunia lain, baobab memiliki sifat aneh lainnya; distribusinya. 

Meskipun sebagian besar baobab berada di Afrika, dan khususnya di negara kepulauan Madagaskar, satu spesies baobab (Adansonia gregorii) tumbuh di benua Australia.

Andrew dan Ilia Leitch, bersama dengan tim peneliti lainnya, menganalisis genom dari delapan spesies Adansonia yang masih ada, termasuk Adansonia grandidieri yang sangat besar hingga A. gregorii

Karena Adansonia tidak memiliki catatan fosil, para ilmuwan tidak yakin akan asal usulnya.

Namun studi terbaru ini dengan yakin menyatakan bahwa baobab berevolusi di tempat yang sekarang disebut Madagaskar sekitar 21 juta tahun yang lalu.

Tentu saja, hal ini menimbulkan pertanyaan lain: bagaimana pohon itu bisa sampai ke Afrika—dan yang lebih membingungkan lagi, Australia, yang jaraknya kira-kira 8.000 kilometer jauhnya? 

Bagaimanapun, kedatangan pohon baobab terjadi setelah pecahnya Gondwana, sebuah benua super yang mencakup dua pertiga daratan saat ini. 

Para peneliti berteori bahwa pohon tersebut pasti telah melakukan peristiwa penyebaran jarak jauh ke Bumi, yang dapat dilihat melalui bukti adanya hambatan genetik pada spesies A. gregorii.

Setelah menganalisis baobab ini, para peneliti juga menyerukan perlindungan yang lebih kuat terhadap pohon-pohon ini secara menyeluruh.

Mereka bahkan berteori bahwa spesies A. suarezensis di Madagaskar utara bahkan bisa punah pada tahun 2080.
| Sumber: Queen Mary University of London/Popular Mechanics

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama