'Lebih Hijau' dengan Papan Sirkuit Elektrik Daun

Terinspirasi dari daun, 'Leaftronics' membuka jalan bagi elektronik yang dapat terurai secara hayati. 


Terinspirasi dari daun, 'leaftronics' membuka jalan bagi elektronik yang dapat terurai secara hayati.(Foto: TU Dreseden)


ngarahNyaho - Saat ini diperkirakan ada hampir 7 miliar telepon pintar di dunia. Di sisi lain, permintaan pembaharuan selalu ada, jadi bisa dibayangkan berapa banyak limbah elektronik yang tentun bisa membahayakan.


Itu hanya dari ponsel saja. PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2022, dunia menghasilkan 62 miliar kilogram limbah elektronik—peningkatan 82 persen dari satu dekade sebelumnya.


Sementara industri lain telah mulai beralih ke produk yang dapat terurai secara hayati, elektronik lebih rumit, karena sering kali bergantung pada logam tanah jarang yang menghasilkan limbah beracun. 


Kini, Sebuah tim ilmuwan internasional, yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Teknologi Dresden (TU Dresden), Jerman, mengembangkan solusi inovatif yang terinspirasi dari alam yang dapat merevolusi industri elektronik.


Mereka memanfaatkan struktur lignoselulosa kuasi-fraktal—pada dasarnya perancah berurat daun—di daun untuk membuat film polimer yang dapat terurai secara hayati. 


Dengan kata lain, mereka telah membuat elektronik berbasis daun, atau "leaftronics," sebagaimana para peneliti menyebutnya. Rincian proses ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances pada bulan November.


"Kami terkejut menemukan bahwa kerangka lignoselulosa kuasi-fraktal alami ini tidak hanya mendukung sel-sel hidup di alam,"  kata Hans Kleemann dari TU Dresden, salah satu penulis penelitian tersebut.


"Tetapi, juga dapat menyatukan polimer yang dapat diproses dengan larutan, bahkan pada suhu yang relatif tinggi di mana polimer ini seharusnya mulai mengalir," lanjut dia seperti dikutip dari laman TU Dresden.


Struktur kuasi-fraktal alami ini menstabilkan film polimer secara termomekanis, tetapi yang terpenting tidak memengaruhi biodegradabilitasnya selama proses tersebut. 


Lebih jauh, para peneliti menunjukkan bahwa lapisan polimer ini dapat menahan sirkuit yang disolder dan mendukung dioda pemancar cahaya organik, atau OLEDS.


Tentu saja, daya tarik utama "leaftronics" adalah kemampuannya untuk terurai setelah digunakan. 


Science melaporkan bahwa tim berhasil menghilangkan logam dan sirkuit dengan menempatkan papan sirkuit berbasis daun ini dalam bak asam ultrasonik. Setelah satu bulan, papan tersebut kemudian mulai terurai di tumpukan kompos.


Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa elektronik tidak perlu dikecualikan dari percakapan biodegradable, tim mengakui bahwa kekokohan papan sirkuit cetak konvensional jauh melampaui prototipe leaftronic mereka saat ini. 


Namu demikian, pengembangan Leaftronics dapat memiliki implikasi yang luas bagi berbagai industri mulai dari elektronik konsumen hingga energi terbarukan. 


Seiring dengan meningkatnya dorongan global untuk teknologi yang lebih ramah lingkungan, Leaftronics memberikan gambaran sekilas tentang masa depan elektronik. 


"Pekerjaan ini menunjukkan perpaduan yang menjanjikan antara alam dan teknologi, yang menawarkan jalur berkelanjutan ke depan saat kita berupaya mengurangi limbah dan memerangi perubahan iklim.


"Sebuah langkah menuju ekonomi sirkular dalam bidang elektronik," kata Karl Leo dari TU Dresden, penulis senior studi tersebut. |


Sumber: TU Dresden | Popular Mechanics


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama