Satu Abad Sekali, Bintang Mirip Matahari Semburkan Superflare Berkekuatan Satu Ttriliun Nuklir Lebih

 Mungkinkah bintang kita, Matahari, juga akan mengalami flare yang sangat hebat?


Ilustrasi bintang mirip Matahari yang menyemburkan suprflare dengan kekuatan lebih dari satu triliun nuklir. (Gambar: MPS/Alexey Chizhik)Ilustrasi bintang mirip Matahari yang menyemburkan suprflare dengan kekuatan lebih dari satu triliun nuklir. (Gambar: MPS/Alexey Chizhik)


ngarahNyaho - Superflare raksasa menyembur dari bintang-bintang seperti Matahari kira-kira sekali setiap 100 tahun. Mereka melepaskan energi sebanyak satu triliun bom hidrogen yang meledak. 


Para ilmuwan di Max Planck Institute for Solar System Research (MPS) di Jerman menggunakan data dari teleskop luar angkasa Kepler milik NASA untuk mengamati kecerahan 56.450 bintang seperti Matahari yang berkedip-kedip.


Fluktuasi kecerahan ini kemungkinan merupakan indikasi bahwa bintang tersebut mengalami flare matahari yang intens.


Flare atau suar merupakan semburan radiasi dan energi yang dipancarkan dari permukaan Matahari yang disebabkan oleh pelepasan energi magnetik yang tersimpan di atmosfernya secara tiba-tiba.


Penelitian mereka mengungkapkan bahwa flare matahari yang sangat kuat, yang disebut superflare, terjadi 10 hingga 100 kali lebih sering daripada yang diperkirakan sebelumnya. 


Para peneliti mengidentifikasi 2.889 suar super di 2.527 dari 56.450 bintang yang diamati, yang berarti bahwa suar super dihasilkan oleh bintang seperti Matahari, rata-rata, sekitar sekali setiap abad.


"Kami sangat terkejut bahwa bintang seperti Matahari rentan terhadap suar super yang begitu sering," kata Dr. Valeriy Vasilyev, penulis studi pertama dari MPS, seperti dikutip dari IFL Science.


Jadi bagaimana dengan Matahari kita? Bintang-bintang yang dianalisis dalam penelitian ini memiliki suhu permukaan dan kecerahan yang mirip dengan Matahari, yang menunjukkan bahwa mereka berperilaku dengan cara yang sama.


"Kita tidak dapat mengamati Matahari selama ribuan tahun. Namun, sebaliknya, kita dapat memantau perilaku ribuan bintang yang sangat mirip dengan Matahari dalam waktu singkat. 


"Ini membantu kita memperkirakan seberapa sering suar super terjadi," Profesor Dr. Sami Solanki, rekan penulis studi dan Direktur di MPS.


Serangan aktivitas matahari yang meningkat terus-menerus mengguncang planet kita, tetapi Matahari belum memancarkan suar super besar dalam satu abad terakhir.


Jika hal itu terjadi, mustahil untuk mengabaikannya: jaringan listrik akan gagal, komunikasi radio akan terganggu parah, dan satelit rusak, yang menyebabkan gangguan pada sistem navigasi seperti GPS.


Pada tahun 1859, dunia mengalami badai geomagnetik paling dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah, yang dikenal sebagai Peristiwa Carrington. 


Sistem komunikasi telegraf benar-benar terbakar, sementara Cahaya Utara diamati hingga sejauh selatan Kuba dan Hawaii, yang kabarnya memungkinkan orang untuk membaca koran hanya dengan cahaya aurora saja.


Namun, bahkan peristiwa ini disebabkan oleh jilatan matahari yang hanya seperseratus dari energi suar super. Jika studi baru ini dapat dijadikan acuan, ada kemungkinan, meskipun tidak pasti, Matahari dapat bersiap untuk amukan dahsyat.


"Data baru ini merupakan pengingat yang jelas bahwa bahkan peristiwa matahari yang paling ekstrem pun merupakan bagian dari repertoar alami Matahari," tambah rekan penulis Dr Natalie Krivova dari MPS.


Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Science. |


Sumber: IFL Science


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama