Bahkan Serangga pun Punya Perasaan, Kata Saintis

Sejumlah ilmuwan mendorong perubahan perlakuan kita terhadap hewan melalui aturan perundangan.

Sejumlah saintis percaya bahwa banyak spesies hewan yang mempunyai kesadaran rasa. (Foto Ilustrasi: the name is karupu/Pexels)
Sejumlah saintis percaya bahwa banyak spesies hewan yang mempunyai kesadaran rasa. (Foto Ilustrasi: the name is karupu/Pexels)

ngarahNyaho! - Sejumlah ilmuwan mendorong perubahan pandangan masyarakat terhadap hewan. Menurut mereka, banyak hewan yang kemungkinan punya kesadaran rasa. 

Kesadaran dalam dunia hewan mungkin memiliki jangkauan yang jauh lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya, menurut sejumlah pakar kognisi hewan. 

Mereka berpendapat, sejumlah hewan, mulai dari ikan hingga serangga, mungkin memiliki rasa. Hal ini akan menjadi masukan bagi perlakuan kita terhadap hewan-hewan tersebut.

Penelitian sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa hewan mungkin memiliki kehidupan batin yang kompleks. 

Gurita adalah contoh utamanya. Penelitian menunjukkan, hewan ini sangat cerdas, mampu memecahkan masalah tingkat lanjut, dan menunjukkan dapat merasakan sakit fisik dan emosional.

Itu semua dapat dianggap sebagai bukti bahwa gurita memiliki kesadaran.

Sementara itu, burung gagak, anjing, tikus, dan gajah diketahui berperilaku sedemikian rupa sehingga menyiratkan bahwa mereka adalah makhluk hidup yang punya rasa. 

Bahkan berbagai hewan melata yang menyeramkan, termasuk lebah dan lalat, sedang diteliti karena berpotensi memiliki kesadaran.

Bertempat di New York University, hampir 40 peneliti meneken Deklarasi New York tentang Kesadaran Hewan pada Jumat, 19 April 2024.

Para saintis mengakui “masih banyak ketidakpastian”, namun deklarasi itu menyatakan, “ada dukungan ilmiah yang kuat untuk menghubungkan pengalaman sadar dengan mamalia lain dan burung.”

Menurut mereka, bukti empiris menunjukkan setidaknya kemungkinan realistis dari pengalaman sadar pada semua vertebrata dan banyak invertebrata.

Hewan vertebrata tersebut termasuk reptil, amfibi, dan ikan, sementara pada invertebrata, setidaknya, moluska cephalopoda, krustasea dekapoda, dan serangga.

Kesadaran mengacu pada kesadaran hewan terhadap dirinya sendiri atau lingkungannya. 

Adapun 'sentience', di sisi lain, adalah aspek kesadaran yang menggambarkan kapasitas hewan untuk mengalami dan merasakan sesuatu.

“Perasaan mengacu pada kemampuan hewan untuk memiliki pengalaman subjektif, seperti kesenangan, rasa sakit, ketakutan, dan emosi lainnya," demikian menurut Michaella Pereira Andrade dan Tatiana Leite kepada IFL Science. 

"Meskipun konsep-konsep ini mungkin terkait, perasaan secara eksplisit berkaitan dengan kemampuan hewan untuk merasakan dunia,” lanjut anggota tim investigasi perasaan gurita Wild Animal Initiative itu

Kian banyaknya bukti bahwa hewan mungkin mampu melakukan hal tersebut, membuat para ilmuwan “menanggapi topik ini dengan serius," kata Jonathan Birch.

"Bukan mengabaikannya dan menganggapnya sebagai ide gila seperti yang mungkin mereka lakukan di masa lalu,” lanjut Birch, filsuf di London School of Economics and Political Science kepada Nature.

Anil Seth, direktur Pusat Ilmu Pengetahuan Kesadaran di Universitas Sussex, dan salah satu penulis deklarasi tersebut, ikut menegaskan pernyataan Birch.

“Deklarasi tersebut menyatakan bahwa terdapat cukup bukti di luar sana sehingga ada kemungkinan realistis adanya beberapa jenis pengalaman sadar pada spesies, bahkan yang sangat berbeda dari manusia,” katanya.

Sementara itu, tak sedikit peneliti lainnya lebih skeptis dan berpendapat bahwa apa yang kita temukan sejauh ini belum tentu menunjukkan adanya kesadaran. 

Namun para penandatangan deklarasi berharap bahwa pernyataan mereka akan memicu lebih banyak penelitian mengenai kesadaran hewan.

Hal ini bisa memberikan lebih banyak kejelasan mengenai subjek tersebut, dan juga memikirkan kembali mengenai kesejahteraan hewan dalam pembuatan undang-undang.

“Ketika ada kemungkinan realistis terjadinya pengalaman sadar pada seekor hewan, maka tidak bertanggung jawab jika mengabaikan kemungkinan tersebut dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hewan tersebut,” bunyi deklarasi tersebut. 

“Kita harus mempertimbangkan risiko kesejahteraan dan menggunakan bukti untuk menginformasikan tanggapan kita terhadap risiko ini.” | Sumber: IFL Science 

Post a Comment

أحدث أقدم