Imbas Perubahan Iklim, Negara-negara di Khatulistiwa Paling Menderita

Perubahan iklim menunjukkan kisah ketidakadilan yang mendalam bagi negara-negara berkembang.

NEGARA-NEGARA berkembang menderita lebih dalam akibat perubahan iklim. (Foto Ilustrasi: Freepik)
NEGARA-NEGARA berkembang menderita lebih dalam akibat perubahan iklim. (Foto Ilustrasi: Freepik)

ngarahNyaho! - Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan. Fenomena ini juga menunjukkan kisah ketidakadilan yang mendalam.


Banyak negara di dekat garis khatulistiwa sudah mengalami iklim yang buruk dan sumber daya yang terbatas. 

Kenaikan suhu lebih lanjut akan menghancurkan pertanian, melumpuhkan infrastruktur yang rapuh, dan sangat membahayakan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Hasil penelitian ETH Zurich memberikan gambaran yang suram. 

Negara-negara kurang berkembang dapat mengalami kehilangan pendapatan sebesar 60 persen lebih besar dibandingkan negara-negara maju akibat perubahan iklim. 

Hal ini akan memperburuk kesenjangan global yang ada. Mengapa terjadi disparitas?

Negara-negara maju dan kaya mendorong pertumbuhan ekonomi mereka dengan mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca sepanjang sejarah. Hal ini menciptakan krisis iklim yang dihadapi dunia saat ini.

Di sisi lain, negara-negara miskin sering kali tidak mampu melakukan perbaikan infrastruktur, teknologi, dan sistem peringatan dini untuk melindungi perekonomian dan penduduknya dari dampak terburuk perubahan iklim.

“Studi kami menyoroti kesenjangan besar dalam dampak iklim," Anders Levermann, Kepala Departemen Penelitian Ilmu Kompleksitas di Institut Potsdam, seperti dikutip dari Earth.com.

"Kami menemukan kerusakan hampir di mana-mana, namun negara-negara di daerah tropis akan paling menderita karena suhunya sudah lebih panas. 

"Oleh karena itu, peningkatan suhu lebih lanjut akan sangat berbahaya di sana,” kata Levermann.

Dia mengatakan, negara-negara yang tidak bertanggung jawab terhadap perubahan iklim justru mengalami kerugian lebih besar. 

Negara-negara itu diperkirakan akan mengalami kehilangan pendapatan 60 persen lebih besar dibandingkan negara-negara berpendapatan tinggi dan 40 persen lebih besar dibandingkan negara-negara dengan emisi lebih tinggi. 

Negara-negara itu juga merupakan kelompok yang memiliki sumber daya paling sedikit untuk beradaptasi terhadap dampaknya. 

Menurut Levermann, perubahan struktural menuju sistem energi terbarukan diperlukan demi keamanan kita dan akan menghemat uang kita. 

Hal itu sangat tergantung pada kemauan negara-negara maju dan kaya.

"Tetap berada di jalur yang kita jalani saat ini akan membawa konsekuensi yang sangat buruk. Suhu planet ini hanya dapat distabilkan jika kita berhenti membakar minyak, gas, dan batu bara,” kata Levermann. |Sumber: Earth.com

Post a Comment

أحدث أقدم