Penemuan ribuan artefak batu dan tulang binatang di sebuah gua yang dalam di Pulau Timor telah membuat para arkeolog mengkaji ulang rute yang diambil manusia purba untuk mencapai Australia.
GAMBAR hanyalah ilustrasi. (Dibuat oleh DALL-E)
ngarahNyaho! - Banyak arkeolog berteori, Pulau Timor berfungsi sebagai semacam tempat singgah dalam perjalanan manusia zaman dulu menuju ke selatan dan timur, seperti Australia.
Namun penemuan artefak di pulau yang terletak di tenggara Indonesia dan sekitar 450 mil dari pantai utara Australia baru-baru ini membuat dugaan tersebut jadi meragukan.
Hasil studi terbaru dari tim peneliti yang dipublikasikan di Nature Communications itu justru menunjukkan bahwa pulau tersebut menjadi tujuan untuk pemukiman.
Tim peneliti itu dari Australian National University (ANU), Flinders University, University College London (UCL) dan ARC Centre of Excellence for Australian Biodiversity and Heritage.
Mereka menganalisis artefak dan sedimen di tempat perlindungan batu Laili di Timor-Leste untuk menunjukkan kapan manusia purba tersebut datang ke Pulau Timor.
PULAU Timor terletak di tenggara Indonesia dan sekitar 450 mil dari pantai utara Australia. (Sumber: Nature)
Tim mendeteksi “tanda kedatangan” manusia sekitar 44.000 tahun yang lalu, yang menunjukkan bahwa tidak ada manusia di pulau tersebut sebelum waktu tersebut.
“Tidak seperti situs lain di kawasan ini, tempat perlindungan batu Laili menyimpan sedimen dalam yang berumur antara 59.000 dan 54.000 tahun lalu," kata Dr Shimona Kealy seperti dikutip dari EurekAlert.
Sedimen tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda jelas adanya pendudukan manusia, jelas Kealy yang merupakan peneliti dari ANU College of Asia and the Pacific melanjutkan.
Dia memastikan, tim peneliti menganalisis dan membandingkan penanda-penanda pendudukan manusia dari lokasi lain di Timor-Leste dan di sekitar Pulau Flores.
“Hal ini penting karena pulau-pulau ini kemungkinan besar merupakan pintu gerbang bagi manusia purba yang melakukan penyeberangan ke Australia,” kata dia.
Profesor Sue O’Connor, juga dari ANU, mengatakan Pulau Timor telah lama dianggap sebagai pulau batu loncatan bagi migrasi manusia pertama antara daratan Asia Tenggara dan ke Australia dan Papua.
Namun, dia menegaskan, temuan baru ini menantang teori ini. Katanya, tidak adanya manusia di Pulau Timor lebih awal dari setidaknya 50.000 tahun yang lalu merupakan hal yang signifikan.
"(Itu) menunjukkan bahwa manusia purba ini tiba di pulau tersebut lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata O'Connor.
Hal itu pulalah yang membuat ia berkesimpulan, manusia purba menyeberang ke Australia melalui Papua sebagai batu loncatan, bukan Pulau Timor.
Sedimen dari situs tersebut dianalisis di Laboratorium Mikroarkeologi Flinders oleh rekan penulis Associate Professor Mike Morley.
“Pergeseran dari aktivitas manusia sebelum melakukan pekerjaan menjadi aktivitas manusia yang intensif di lokasi tersebut sangat jelas terlihat pada sedimen,” kata Forley, dari Flinders University.
Tim peneliti menemukan banyak peralatan batu kecil selama penggalian, serta tulang ikan yang hangus.
Berdasarkan banyaknya artefak yang digali di situs tersebut, para peneliti mengatakan migrasi ke Pulau Timor merupakan migrasi “besar”.
Menurut para peneliti, manusia purba ini kemungkinan besar menyeberang ke Timor dari dekat Pulau Flores dan daratan Asia Tenggara.
“Kedatangan mereka di Timor bukanlah suatu kebetulan. Ini merupakan upaya kolonisasi besar-besaran, terbukti dari banyaknya orang yang melakukan perjalanan tersebut.
“Ini merupakan bukti tingkat teknologi maritim dan perahu yang mereka ciptakan, serta kepercayaan diri dan kompetensi mereka dalam berani melintasi laut,” kata Kealy. | Sumber: EurekAlert
إرسال تعليق