Pembangunan Rumah di Mars Mungkin Butuh Darah Manusia

Peneliti mengusulkan pembangunan rumah di Mars dengan darah manusia sebagai pengikat bangunan.


Peneliti mengusulkan pembangunan rumah di Mars dengan darah manusia sebagai pengikat bangunan.    (Gambar ilustrasi dibuat AI/Pikaso/Freepik)
(Gambar ilustrasi dibuat AI/Pikaso/Freepik)


ngarahNyaho - Agar bisa membangun rumah di Mars, manusia bisa jadi membutuhkan batu bata yang terbuat dari regolith Mars, namun tampaknya juga membutuhkan darah dan cairan tubuh lainnya dari para astronaut itu sendiri.


Para penjelajah yang ditugaskan untuk membangun pangkalan permanen di Mars perlu berkemas secara strategis. Para kru pertama harus bergantung pada sumber daya di sekitar mereka—yang sebagian besar berupa banyak batu dan tanah. 


Namun, strategi yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dapat membantu mereka memanfaatkan aditif lain yang tersedia secara luas.


Beton Romawi kuno dikenal karena ketahanannya yang luar biasa. Namun, tukang bangunan sering menggunakan bahan utama lainnya dalam pembuatan batu bata: darah dan urine. 


Dengan dasar itu, tim peneliti dari Universitas Kharazmi Iran mencampur dan menguji beberapa bahan bangunan potensial menggunakan berbagai kombinasi sedimen yang ditemukan di Mars, serta komponen lain yang mudah diperoleh.


“Bangsa Romawi Kuno menggunakan bahan tambahan organik, termasuk darah hewan, terutama untuk meningkatkan daya tahan dan kemampuan kerja mortar mereka,” tulis mereka dalam penelitian yang diterbitkan dalam Acta Astronautica. 


“Meskipun agak aneh, darah dapat digunakan untuk membuat beton atau batu bata yang kuat untuk konstruksi di Mars,” lanjut peneliti seperti dikutip ngarahNyaho dari PopSci. 


Tergantung pada wilayah planet tersebut, tanah Mars mengandung komposisi kimia yang tepat untuk berbagai jenis beton. 


Setelah menyusun data geologi yang dikumpulkan oleh pendarat dan pengorbit Mars sebelumnya, tim tersebut mengidentifikasi 11 opsi beton potensial untuk astronaut masa depan. Ini termasuk campuran geopolimer dan magnesium silika. 


Mereka kemudian membuat sampel bahan bangunan simulasi menggunakan printer 3D, mengujinya dengan tekanan, dan mencatat hasilnya.


Menurut tim, beton berbasis sulfur kemungkinan akan menjadi bahan awal yang paling andal untuk bangunan di Mars. 


Namun, para peneliti juga menyarankan bahwa pesaing lain yang lebih aneh adalah AstroCrete, bentuk beton Romawi modern yang mengandung bahan-bahan tambahan yang bersumber dari manusia.


"Proses produksinya sederhana. Agregat (regolith Mars) saling terikat melalui kontak dengan serum albumin manusia (HAS), protein yang ditemukan dalam plasma darah," tulis mereka.


Tim tersebut berteori bahwa seorang astronot dapat memproduksi HAS yang cukup untuk membuat jumlah AstroCrete yang diperlukan untuk membangun tempat tinggal satu orang dalam waktu sekitar 72 minggu. 


Untuk meningkatkan kekuatan tekan dan plastisitas AstroCrete sekaligus mengurangi kerapuhannya, penulis studi menawarkan kemungkinan aditif lain—urea yang diekstrak dari keringat, air mata, dan urin. 


Manfaat utama tambahan AstroCrete adalah tidak memerlukan air untuk mencampurnya, yang sangat berguna mengingat kondisi planet yang hampir seluruhnya gersang.


Para peneliti menekankan bahwa teknisi misi dan astronot perlu mempertimbangkan lebih dari sekadar beton berbasis sulfur atau AstroCrete saat merencanakan pangkalan di Mars. 


Banyak tantangan lain, seperti paparan radiasi ultraviolet, iklim yang mematikan, gravitasi rendah, dan kekurangan air, semuanya dapat mencegah manusia untuk tinggal di sana secara permanen. 


Oleh karena itu, keberhasilan, menurut penulis, "bergantung pada pengembangan solusi praktis dan berbiaya rendah."


Hal itu termasuk "konstruksi di lokasi yang memanfaatkan sumber daya in-situ muncul sebagai pendekatan yang paling menjanjikan." Sumber daya tersebut mungkin mencakup darah, keringat, dan air mata para pengunjung Mars pertama. |


Sumber: PopSci


Post a Comment

أحدث أقدم