Meteorit Lafayette terkelupas dari permukaan Mars dan kemudian melesat di angkasa selama sekitar 11 juta tahun.

Ringkasan:
- Air terakhir di Mars mengalir sekitar 742 juta tahun lalu, jauh lebih baru dari dugaan sebelumnya.
- Air ini kemungkinan berasal dari pencairan es bawah tanah akibat aktivitas vulkanik lokal, bukan sungai di permukaan.
- Penemuan ini memperbesar peluang bahwa kehidupan mikroba bisa bertahan lebih lama di Mars, bahkan pada masa geologinya yang “modern”.
APAKAH Mars pernah memiliki air? Kini para ilmuwan berhasil menetapkan waktu pasti kapan air terakhir kali mengalir di planet merah: sekitar 742 juta tahun lalu.
Temuan ini berasal dari sebuah meteorit Mars yang jatuh ke Bumi dan mengungkap bahwa air cair mungkin bertahan jauh lebih lama di Mars daripada yang selama ini diduga.
Meteorit kecil seberat 0,8 kg itu bernama Lafayette, bagian dari kelompok batuan Mars bernama nakhlite yang terlontar akibat benturan sekitar 11 juta tahun lalu.
Yang membuat Lafayette istimewa adalah adanya urat-urat mineral cokelat kemerahan bernama iddingsite yang hanya bisa terbentuk melalui interaksi dengan air cair.
Penelitian baru yang dipublikasikan di Geochemical Perspectives Letters berhasil menentukan bahwa mineral ini terbentuk 742 juta tahun lalu, dengan tingkat ketelitian jauh lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya yang berkisar antara 670 juta tahun hingga sangat baru.
"Dengan teknik ini, kita bisa tahu kapan air cair hadir di permukaan atau dekat permukaan Mars," ujar Marissa Tremblay, ilmuwan dari Purdue University.
Air dari Es yang Meleleh, Bukan Sungai di Permukaan
Mars telah lama dianggap sebagai planet yang kering dan tak ramah sejak periode Amazonian—periode geologi yang dimulai sekitar 2,9 miliar tahun lalu hingga kini.
Namun, temuan Lafayette menyiratkan bahwa air cair masih bisa muncul secara lokal dan sesaat akibat mencairnya lapisan es bawah tanah (permafrost), kemungkinan dipicu oleh aktivitas vulkanik.
Batuan asli Lafayette sendiri terbentuk sekitar 1,3 miliar tahun lalu, dan baru 580 juta tahun kemudian, air mengalir di dalamnya membentuk mineral yang kini diteliti.
Untuk memastikan usia iddingsite, tim peneliti menggunakan teknik 40Ar/39Ar geokronologi.
Mereka mengekstrak sampel kecil mineral, menyegelnya dalam kapsul kaca, dan menembaknya dengan neutron. Rasio isotop argon yang dihasilkan saat pemanasan memberi penanda waktu pembentukan mineral.
Para ilmuwan juga memastikan bahwa proses seperti tumbukan meteorit, perjalanan antarplanet, atau gesekan atmosfer Bumi tidak memengaruhi penanggalan mineral air tersebut.
Mars Tak Selalu Mati Total
Penemuan ini mengubah persepsi tentang masa lalu Mars. Jika air masih sempat muncul 742 juta tahun lalu—waktu yang tergolong muda dalam skala geologi— apakah kehidupan mikroba bisa bertahan lebih lama daripada yang diperkirakan?
“Meskipun air ini mungkin hanya muncul sebentar-sebentar, kemungkinan besar hal itu terjadi berulang kali,” tambah Tremblay.
Pola ini—aktivitas air yang lokal dan sesaat—mungkin terjadi cukup sering untuk menciptakan ceruk habitasi tempat kehidupan bisa muncul atau bertahan, bahkan setelah sebagian besar permukaan Mars menjadi kering dan tidak layak huni.
Teknik penanggalan baru ini juga membuka peluang untuk melacak jejak air di planet lain, sebuah langkah penting dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.***
Sumber: Disadur dari artikel berjudul “Ancient Meteorite Tells Scientists Exactly When Water Last Flowed on Mars” yang terbit di StudyFinds.
إرسال تعليق